Pages

Minggu, 10 Juni 2012

Pengambilan darah (phlebotomy)


PENGAMBILAN DARAH (phlebotomy)

Pengambilan Darah Vena dengan Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :
  • Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
  • Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
  • Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
  • Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
  • Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
  • Minta pasien mengepalkan tangan.
  • Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
  • Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
  • Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
  • Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
  • Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
  • Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-rphwr9HnAm3VIyMLOKu8M5doAC8R2OAfnmsTWbtxgpLXYQc01tlT8aRosAaw46puQhltvoFbIGo4vSY50D6OJOyzOnOoqTRrsih-yeP8JrA8fqgTHzTVJohiiYibQqXhl6SqKKFTKk1J/s200/L_BD_vacutainer_precision_glide_needle.jpgJarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwZvsehh-qN8r6X7h0iskFyDGkiyl4643uQvWWvTzijwH3QHl5UVNIsIhF66H69AvsONtkjzUwFZf368swmgDN-H2GOWxjoQHSSqbzGcDoXYdQRzDp0MGmSohegZReV_ISJLnGje_REFNC/s200/090859.jpgJarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).


Prosedur :
  • Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
  • Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
  • Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
  • Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
  • Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
  • Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
  • Minta pasien mengepalkan tangan.
  • Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
  • Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
  • Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
  • Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
  • Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
  • Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Menampung Darah Dalam Tabung


Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
  • Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
  • Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
  • Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
  • Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
  • Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
  • Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
  • Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
  • Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
  • Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
  • Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.
  • Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
  • Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
  • Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
  • Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
  • Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

PENGAMBILAN DARAH KAPILER

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :
  • Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
  • Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
  • Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).

Prosedur
  • Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
  • Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
  • Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
  • Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
  • Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
  • Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.

Pengambilan Darah Arteri

Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.
Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.

Prosedur
  • Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
  • Pilih bagian arteri radialis.
  • Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
  • Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
  • Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
  • Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
  • Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.


Penanganan sampel
1.      Preparasi pasien dan koleksi sampel.
2.      Pemrosesan spesimen
3.      Pengemasan spesimen
4.        Transport spesimen

Preparasi pasien dan koleksi sampel
1.      Faktor pengaruh yang tak bisa di kontrol: usia, jenis kelamin,asal etnik, kehamilan,siklus menstrual,cycardian rhythm, kondisi patologi.
2.      Faktor pengaruh yang dapat di kontrol: stress, olah raga, diet, rokok, pengguna obat, pemeriksaan kesehatan.

Koleksi sampel
1.      Identifikasi pasien.
2.      Penggunaan tabung (tube) atau container
3.      Pemberitahuan pada pasien tentang prosedure pengambilan sampel.
4.      Pasien dalam posisi yang nyaman

Prosedure venipuncture
1.      Catat identitas pasien
2.      Periksa/catat kondisi fisik pasien (puasa, diet, olah raga, dsb)
3.      Tandai jenis pemeriksaan yang diinginkan pada formulir
4.      Pilih tempat yang nyaman untuk pengambilan darah.
5.      Siapkan peralatan, pasien dan tempat pengambilan darah
6.      Lakukan pengambilan darah dengan nyaman
7.      Tempatkan sampel pada wadah yang sesuai.
8.      Kenali keluhan saat plebotomy dilakukan
9.      Tentukan kecukupan sampel
10.  Beri label pada tabung/container
11.  Segera kirim sampel ke lab.

Daftar pustaka
  1. Calgary Laboratory Services, Blood Collection Guidelines.
  2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3, Jakarta, 2004.
  3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6, EGC, 2007.
  4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.
  5. R. Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung, 1992.
  6. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia, 1990.
  7. WebPath, Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health Sciences Library
  8. http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/phlebotomy.html
  9. http://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2009/02/analisisklinik-kuliah.pdf

Khusus untuk analisis gas dalam darah, pH, amonia,
dan asam laktat, dianalisis dalam selang 15 menit
setelah pengambilan Khusus untuk analisis gas dalam darah, pH, amonia,
dan asam laktat, dianalisis dalam selang 15 menit
setelah pe



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Desty oktriaviani. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates