Pages

Sabtu, 12 Mei 2012

kompleksomtri


PORTOFOLIO KOMPLEKSOMETRI
MAGNESIUM SULFAT DALAM AIR SADAH



A.    PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
               Air merupakan sumber alam yang sangat di butuhkan oleh mahkluk hidup. Sekitar 70% permukaan bumi diselimuti oleh air. Oleh karena itu, air dapat dikatakan sebagai bagian yang essensial dari sistem kehidupan . Air mempunyai kemampuan yang besar untuk melarutkan bermacam-macam zat, baik yang berupa gas, cairan, maupun padatan. Adanya bahan-bahan yang tidak bermanfaat akan dapat mengakibatkan penurunan kualitas air. Penurunan kualitas air ini diakibatkan oleh adanya zat pencemar, baik berupa komponen organik maupun anorganik.
Akibat yang disebabkan oleh beberapa zat anorganik yaitu salah satunya adalah kesadahan, Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.
Ion Mg 2+  dalam jumlah kecil dapat membantu pertumbuhan tulang, sedangkan dalam jumlah besar akan menyebabkan rasa mual. Permenkes RI nomor 416/ MENKES/PER /IX/1990 telah menetapkan standar air minum untuk jumlah kadar Mg2+ dalam air yaitu sebesar 30-50 mg/L. Kesadahan digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang iikat oleh kation Ca2+atau Mg2+ .


2.      Rumusan Masalah
Apakah kesadahan sebagai Mg²+ dalam air memenuhi syarat kualitas air minum?


B.     METODE PENELITIAN

1.                                 Dasar Teori
                  Air Sadah adalah Air yang mengandung ion Ca2+ dan atau ion Mg2+. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
            Senyawa kompleks dapat didefinisikan sebagai senyawa yang terbentuk antara dua senyawa kimia  dengan mekanisme donor aseptor elektron atau senyawa asam basa menurut Lewis. Setiap atom atau ion non logam, baik bebas atau terikat pada molekul yang netral atau berbentuk ion, dapat bertindak sebagai donor asalkan dapat memberikan pasangan elektron. Sedangkan sebagai akseptor yaitu dapat menerima atau bersama-sama mengikat pasangan elektron tersebut dan biasanya adalah atom logam atau atom yang netral.
      Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA). Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O

                             Erichrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi pengompleksian contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika ketika membentuk komplek dengan kalsium, magnesium atau logam lain. Nama lain dari Eriochrome Black T adalah solochrome Black T atau EBT.
                        Indikator EBT berwarna biru langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur (Mg – EBT)2+ (aq):

Mg 2+ (aq) + EBT (aq) –> (Mg – EBT)2+ (aq)

                        semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-  dan membentuk kompleks berwarna biru:  

(Mg – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> MgY(aq)  + 2H+ (aq) + EBT(aq)


2.                              Cara kerja
A.    Standarisasi
1.      Memipet 10,0 ml larutan standar primer ZnSO4. 7H2O dan masukan ke dalam erlemeyer.
2.      Menambahkan 2 ml buffer PH 10.
3.      Menambah 3 tetes indikator EBT.
4.      Titrasi dengan larutan Na2EDTA dari warna merah anggur hingga warna biru.

B.     Cara kerja sampel
1.      Memipet 10,o ml larutan sampel dan masukan ke dalam erlemeyer.
2.      Menambahkan 2 ml buffer PH 10.
3.      Menambahkan 3 tetes indikator EBT.
4.      Menitrasi dengan larutan Na2EDTA standar dari berwarna merah anggur hingga warna biru.

C.       KESIMPULAN
1.      Hal-hal penting yang perlu di perhatikan
a.       Titrasi Na2EDTA menggunakan indikator EBT dan penyangga dengan pH 10. Tujuan awalnya untuk memelihara agar pH tetap yang disebabkan ketika ion hidrogen lepas pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH dalam titrasi kompleksiometri. Kedua mencegah terbentunya endapan logam hidroksida, dengan demikian,penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk kompleks tambahan

2.      Manfaat percobaan bagi masyarakat
1.      Mengetahui kadar Mg 2+ dalam air sumur.
2.      Membantu memberi informasi kepada masyarakat mengenai air bersih.

D.      Daftar Pustaka
1.      DR.Ir.G.Alaerts&Ir.Sri Srimestri Santika,MSc,1984.METODA PENELITIAN AIR.Usaha Nasional:Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Desty oktriaviani. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates