PORTOFOLIO
KOMPLEKSOMETRI
MAGNESIUM
SULFAT DALAM AIR SADAH
A. PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Air merupakan sumber alam yang
sangat di butuhkan oleh mahkluk hidup. Sekitar 70% permukaan bumi diselimuti
oleh air. Oleh karena itu, air dapat dikatakan sebagai bagian yang essensial
dari sistem kehidupan . Air mempunyai kemampuan yang besar untuk melarutkan
bermacam-macam zat, baik yang berupa gas, cairan, maupun padatan. Adanya
bahan-bahan yang tidak bermanfaat akan dapat mengakibatkan penurunan kualitas
air. Penurunan kualitas air ini diakibatkan oleh adanya zat pencemar, baik
berupa komponen organik maupun anorganik.
Akibat yang disebabkan oleh beberapa zat
anorganik yaitu salah satunya adalah kesadahan, Air sadah tidak
begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air
sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran.
Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang
bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum
yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan
ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan
berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.
Ion Mg 2+ dalam jumlah kecil dapat membantu
pertumbuhan tulang, sedangkan dalam jumlah besar akan menyebabkan rasa mual. Permenkes
RI nomor 416/ MENKES/PER /IX/1990 telah menetapkan standar air minum untuk
jumlah kadar Mg2+ dalam
air yaitu sebesar 30-50 mg/L. Kesadahan
digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang iikat oleh kation Ca2+atau
Mg2+ .
2. Rumusan
Masalah
Apakah kesadahan sebagai Mg²+ dalam air
memenuhi syarat kualitas air minum?
B. METODE
PENELITIAN
1.
Dasar Teori
Air Sadah adalah Air yang mengandung ion Ca2+ dan atau ion Mg2+.
Kesadahan air adalah
kandungan mineral-mineral
tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras
adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Selain
ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Senyawa kompleks dapat didefinisikan sebagai senyawa yang
terbentuk antara dua senyawa kimia dengan mekanisme donor aseptor elektron atau
senyawa asam basa menurut Lewis. Setiap atom atau ion non logam, baik bebas
atau terikat pada molekul yang netral atau berbentuk ion, dapat bertindak
sebagai donor asalkan dapat memberikan pasangan elektron. Sedangkan sebagai
akseptor yaitu dapat menerima atau bersama-sama mengikat pasangan elektron
tersebut dan biasanya adalah atom logam atau atom yang netral.
Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan
pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah
satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri
adalah garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium EDTA). Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai
reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan
molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar
terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O
Erichrome Black T (EBT) adalah
indikator kompleksometri yang merupakan bagian dari titrasi pengompleksian
contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalamnya bentuk protonated
Eriochrome Black T berwarna biru. Lalu berubah menjadi merah ketika ketika membentuk
komplek dengan kalsium, magnesium atau logam lain. Nama lain dari Eriochrome
Black T adalah solochrome Black T atau EBT.
Indikator
EBT berwarna biru langit dalam larutan tetapi membentuk kompleks merah anggur
(Mg – EBT)2+ (aq):
Mg 2+ (aq) +
EBT (aq) –> (Mg
– EBT)2+ (aq)
semua ion sadah telah terkompleksikan dengan
H2Y2- dan membentuk kompleks
berwarna biru:
(Mg – EBT)2+
(aq) + H2Y2- (aq) –>
MgY(aq)
+ 2H+ (aq) + EBT(aq)
2. Cara
kerja
A. Standarisasi
1. Memipet
10,0 ml larutan standar primer ZnSO4. 7H2O dan masukan ke
dalam erlemeyer.
2. Menambahkan
2 ml buffer PH 10.
3. Menambah
3 tetes indikator EBT.
4. Titrasi
dengan larutan Na2EDTA dari warna merah anggur hingga warna biru.
B. Cara
kerja sampel
1. Memipet
10,o ml larutan sampel dan masukan ke dalam erlemeyer.
2. Menambahkan
2 ml buffer PH 10.
3. Menambahkan
3 tetes indikator EBT.
4. Menitrasi
dengan larutan Na2EDTA standar dari berwarna merah anggur hingga
warna biru.
C. KESIMPULAN
1. Hal-hal
penting yang perlu di perhatikan
a. Titrasi Na2EDTA menggunakan indikator EBT dan
penyangga dengan pH 10. Tujuan awalnya untuk memelihara agar pH tetap yang
disebabkan ketika ion hidrogen lepas pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH
dalam titrasi kompleksiometri. Kedua mencegah terbentunya endapan logam
hidroksida, dengan demikian,penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk
kompleks tambahan
2. Manfaat
percobaan bagi masyarakat
1. Mengetahui
kadar Mg 2+ dalam air sumur.
2. Membantu
memberi informasi kepada masyarakat mengenai air bersih.
D. Daftar
Pustaka
1. DR.Ir.G.Alaerts&Ir.Sri
Srimestri Santika,MSc,1984.METODA PENELITIAN AIR.Usaha Nasional:Surabaya
2.http://wahyusyah.multiply.com/journal/item/40/ANALISIS_KESADAHAN_AIR?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
( Diunduh tanggal 13 April 2012)
3. http://belajarsejarahfun.blogspot.com/2011/01/laporan-kimia-b2-analisis-kesadahan-air.html
(Diunduh tanggal 14 april 2012)
0 komentar:
Posting Komentar